Artikel

Mengenal Medan, D4 Teknik Manufaktur Kapal Adakan Kuliah Lapang Di PT Lintas Sarana Nusantara Ketapang Cabang Banyuwangi

Penulis : Kominfo TMK | Ditebitkan : 29 November 2019 | Kategori : Berita Utama

Banyuwangi, Sabtu, 14 September 2019 - Sejak pukul 7.30 sampai dengan pukul 14.00 WIB, Mahasiswa angkatan pertama D4 Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi melaksanakan Kuliah Lapangan di PT Lintas Sarana Nusantara Cabang Banyuwangi di Ketapang. PT Lintas Sarana Nusantara merupakan salah satu Operator Kapal Ferry yang melayani Lintasan Ketapang-Gilimanuk. PT Lintas Sarana Nusantara Cabang Banyuwangi memiliki Kapal berjumlah 5 (lima), baik Kapal Kelas Ferry maupun Kapal Kelas Penyeberangan Konversi LCT.

Hujan deras di Sabtu pagi tidak menyurutkan semangat mereka untuk menjemput ilmu, dengan didampingi oleh Bapak Hery Inprasetyobudi, S.T., M.T. mereka berangkat bersama sama dari Kampus Politeknik Negeri Banyuwangi menuju Area Sandar Kade Dermaga Ketapang. Dilokasi sandar KMP TRISNADWITYA telah menunggu Bapak Majudi, Nakhoda Kapal, Bapak Luxy Widya Sepdinata, KKM Kapal, Bapak Lieswantp Purnomo, DPA (Perwira Darat), dan Bapak Karijoto, Asisten Manajer Perusahaan, beserta kru Kapal yang sedang piket.

Acara diawali dengan briefing oleh Bapak Majudi selaku Kapten Kapal dan Bapak Lis selaku DPA (Perwira Darat), di Ruang Meeting Perwira di Dek Penumpang. KMP TRISNA DWITYA merupakan Kapal Konversi, yang awalnya adalah LCT (Landing Craft Tank), menjadi Kapal Motor Penumpang. Sesuai aturan SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Hubdat) No. SK.885/AP.005/DRJD/2015 pada tanggal 15 Maret 2015 terkait larangan penggunaan kapal jenis LCT sebagai kapal angkutan penyeberangan. Proses Konversi Kapal dilakukan oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). Konversi yang dilakukan oleh PT. DPS Surabaya adalah dengan penambahan deck untuk akomodasi penumpang dan penambahan rampdoor di bagian belakang. Kapal yang dibangun pada tahun 1975 ini memiliki panjang keseluruhan 54 meter, lebar 14,4 meter, tinggi 3,5 meter serta menggunakan auxiliary engine Mitsubishi. Kapal tersebut dikonversi dibawah pengawasan surveyor klass BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).

Materi yang kedua  berisi tentang Kehandalan Struktur Kapal, Kehandalan Operasi Kapal, Tata Kelola Penumpang, Tata Kelola Kendaraan, dan Proses Sistem Manajemen Perbaikan Kapal. Mahasiswa diajak untuk terjun langsung di lapangan, mereka dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok suvey dan inspeksi dalam kamar mesin. Mereka diajak untuk lebih memahami tata letak permesinan induk, mesin bantu, motor-motor, pompa-pompa, pengoperasiannya, serta tata kelola dan manajemen maintennance dan perbaikannya. Kelompok pertama ini didampingi oleh Kepala Kamar Mesin, Bapak Luxy Widya Sepdinata. Kelompok Kedua, bertugas untuk memahami pengoperasian Kapal di dalam Ruang Kemudi, Operasi permesinan Geladak, Perlengkapan Kapal pada Geladak, Kehandalan Struktur Bangunan Kapal, serta manajemen perawatan dan perbaikan Kapal. Kelompok Kedua ini langsung didampingi oleh Bapak Majudi selaku Kapten Kapal.

Survey dan Inspeksi dilakukan sampai dengan pukul 12.00 WIB. Yang kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab berdasarkan pengamatan, di Ruang Meeting Perwira di Geladak Penumpang. Sesi ini menjadi menarik, karena terjadi sinkronisasi Materi Perkuliahan dengan Kenyataan di Kapal. Menjadi Ptroses Pembelajaran yang kompatibel, sesuai dengan basis keilmuan Teknik Manufaktur Kapal. Yaitu, Perancangan Kapal, Perencanaan Kapal, dan Pemeriksaan Kualitas Kapal, baik kapal yang sedang dibangun, maupun Kapal yang sedang Beroperasi.

Di akhir sesi PT Lintas Sarana Nusantara, berpesan serta mengingatkan untuk tetap melakukan sinkronisasi jadwal sandar, tetap berkoordinasi dan tetap mengajukan pemberitahuan kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otorita Pelabuhan Ketapang.